Aku mendekati kai
perlahan, namun suara high heels merah maroon mama yang aku gunakan pagi ini
membuat pria didepan kai berbalik melihat kea rah sumber suara tok tok tok itu.
Kai melihatku dari balik punggung pria itu, kemudian mulai menyambutku dengan
kalimat “Happy Sunday dear”, aku pun seketika itu juga membalas kalimat
kai, namun menambahkan kata “Too” di
belakangnya. Pria itu masih tetap menatapku dan aku pun masih sangat kuat
menangkap tatapannya, bahkan ketika aku membalas kalimat kai tadi pun, aku
masih tetap memandang pria itu. Satuhal yang ada di otakku, sekecil ini kah
Semarang? 5 hari terakhir ini yang aku temui selalu pria yang sama.
Ya Dia Davin Ethan A.
Pria itu mengulurkan
tangannya kepadaku dan tanpa sadar aku menyambut tangan itu, aku merasakan hal
yang sama seperti kemarin saat kami melakukan hal ini di depan gerbang sekolah
halley. “Happy Sunday yah……., manis” sambil berbisik di telinga kiriku.
Hey, aku merasakan ada
gerakan abnormal dari jantungku, dan seketika itu juga aku merasakan sesuatu
yang aneh dari perilaku ku, hingga kai mengagetkan ku kembali dengan kalimat “genggamannya
udah boleh dilepas deh sepertinya” dengan nada suara agak sedikit
menggoda. Pria itu pun segera melepaskan
genggamannya. “Hai aku Davin, boleh tau nama kamu?” suara berat dari pria itu
membuatku kembali merasakan terjadinya gerakan abnormal pada jantungku. “Gween Ivy Edelweiis, tapi kamu bisa manggil dia Gween aja kok
tanpa memikirkan dua kata di belakang namanya”kata kai. Kai sangat mengerti akan sikap non-verbal yang aku
tampilkan saat ini, I need someone..
dan kai akan selalu menjadi someone itu didetik-detik seperti ini.
Dengan
hitungan menit om Bon pun mendekati kami yang yang sedang bercerita bagaimana
pertemuan Kai dengan Devan pagi ini di halaman parkiran. Om bon tiba tiba
merangkul davin dari belakang dan memberikan pertanyaan demi pertanyaan, hingga
aku tiba lagi pada satu poin pertanyaan yang membuatku harus berfikir dengan
sangat keras, mengapa? “Gimana pelayanan pertamanya di gereja ini
nak Davin?” “Menyenangkan pak pendeta, jemaatnya juga sangat ramah, dan sengat
manis” kalimat terakhir itu, davin ucapkan bersamaan lirikan matanya
kepadaku. Dan lagi lagi, gerakan abnormal itu muncul. “Wah wah, nak davin sepertinya
menemukan gadis manis di gereja kita yah” kata om bon sambil melirik
kearah ku dan kai. Seketika itu juga kai menambahkan “Ini baru ibdah pertama loh, gimana kalo Davin ikut di ibadah ke dua sore nanti. Dia pasti akan
menemukan lebih dari gadis manis, iyakan pak pendeta?”. Dibuka dengan
suara tawa om bon yang begitu mengagetkan kumpulan-kumpulan para jemaat yang
ada di belakang kami. Kami mendengar suara wanita dari arah kanan kami yang
memanggil nama om bon, kami menemukan sumber suara itu dan ternyata suara itu
berasal dari suara tante Brenda istri om Bon yang telah menemani om bon sekitar
30 tahun menjadi Pendeta. Om bon pun segera perpamitan kepada kami dan om bon
pun pergi mendekati sumber suara itu. dan sekarang aku kembali berhadapan
dengan suasana canggung dimana hanya ada aku, kai, dan davin berdiri tepat di
samping mobil kai.
Aku
merasakan getaran yang sangat kuat dari arah tas ku, dan ternyata aku
mendapatkan 2 panggilan tak terjawab dan 1 pesan masuk. Hal yang pertama aku
lihat adalah 2 panggil tak terjawab itu ternyata berasal dari mama, dan 1 pesan
masuk itu juga masih dari mama
"Kamu di
mana sayang?”
aku
langsung memanggil mama melalui panggilan telfon, dan memberitahu posisi ku
sekarang dimana dan bersama siapa aku saat ini. Kemudian mama mengakhiri telfonku
dengan kalimat “Mama kayaknya harus pulang duluan sayang, mama gak ke rumah lagi. Mama
langsung ke klinik, soalnya ada pasien baru yang masuk pagi ini. Mama boleh
nitip bu ati dan halley pulang bersama mu dan kai?” aku menjauhkan
ponselku dari telingan kemudian bertanya pada kai apa kah hari ini dia tak
bersama keluarganya ke gereja. Belum sempat kai menjawab tiba-tiba aku
mendengar suara yang sangat aku kenal berkata “Aku sendiri kok, kamu pulangnya
bareng aku aja” kata Davin. “Kebetulan hari ini aku bersama mama, papa,
dan Calio. Maaf sayang..” kata kai.
Mungkinkah
ini Jackpot bagi ku, atau ini Jackpot untuk Davin..
HAPPY
SUNDAY